XtGem Forum catalog
Sufyanwaphall

Cinta Sang Kekasih Apakah karena Mengingat Para
kekasih di Dzi Salam.
Kau campurkan air mata di
pipimu dengan darah. Ataukah karena angin
berhembus dari arah Kazhimah.
Dan kilat berkilau di lembah Idlam
dalam gulita malam. Mengapa bila kau tahan air
matamu ia tetap basah.
Mengapa bila kau sadarkan
hatimu ia tetap gelisah. Apakah sang kekasih kira bahwa
tersembunyi cintanya.
Diantara air mata yang
mengucur dan hati yang
bergelora. Jika bukan karena cinta takkan
kautangisi puing rumahnya.
Takkan kau bergadang untuk
ingat pohon Ban dan ‘Alam. Dapatkah kau pungkiri cinta,
sedang air mata dan derita.
Telah bersaksi atas cintamu
dengan jujur tanpa dusta. Kesedihanmu timbulkan dua garis
tangis dan kurus lemah.
Bagaikan bunga kuning di kedua
pipi dan mawar merah. Memang terlintas dirinya dalam
mimpi hingga kuterjaga.
Tak hentinya cinta merindangi
kenikmatan dengan derita. Maafku untukmu wahai para
pencaci gelora cintaku.
Seandainya kau bersikap adil
takkan kau cela aku. Kini kau tahu keadaanku,
pendusta pun tahu rahasiaku.
Padahal tidakjuga kunjung
sembuh penyakitku. Begitu tulus nasihatmu tapi tak
kudengar semuanya.
Karena untuk para pencaci, sang
pecinta tuli telinganya. Aku kira ubanku pun turut
mencelaku.
Padahal ubanku pastilah tulus
memperingatkanku. Peringatan akan Bahaya
Hawa Nafsu Sungguh hawa nafsuku tetap
bebal tak tersadarkan.
Sebab tak mau tahu peringatan
uban dan kerentaan. Tidak pula bersiap dengan amal
baik untuk menjamu.
Sang uban yang bertamu di
kepalaku tanpa malu-malu. Jika kutahu ku tak menghormati
uban yang bertamu.
Kan kusembunyikan dengan semir
rahasia ketuaanku itu. Siapakah yang mengembalikan
nafsuku dari kesesatan.
Sebagaimana kuda liar
dikendalikan dengan tali kekang. Jangan kau tundukkan nafsumu
dengan maksiat.
Sebab makanan justru perkuat
nafsu si rakus pelahap. Nafsu bagai bayi, bila kau biarkan
akan tetap menyusu.
Bila kau sapih ia akan tinggalkan
menyusu itu. Maka kendalikan nafsumu, jangan
biarkan ia berkuasa.
Jika kuasa ia akan membunuhmu
dan membuatmu cela Gembalakanlah ia, ia bagai ternak
dalam amal budi.
Janganlah kau giring ke ladang
yang ia sukai. Kerap ia goda manusia dengan
kelezatan yang mematikan.
Tanpa ia tahu racun justru ada
dalam lezatnya makanan. Kumohon ampunan Allah karena
bicara tanpa berbuat.
Kusamakan itu dengan
keturunan bagi orang mandul. Kuperintahkan engkau suatu
kebaikan yang tak kulakukan.
Tidak lurus diriku maka tak guna
kusuruh kau lurus. Aku tak berbekal untuk matiku
dengan ibadah sunnah.
Tiada aku dan puasa kecuali
hanya yang wajib saja. (bersambung) Pujian Kepada Nabi SAW Kutinggalkan sunnah Nabi yang
sepanjang malam.
Beribadah hingga kedua kakinya
bengkak dan keram. Nabi yang karena lapar mengikat
pusarnya dengan batu.
Dan dengan batu mengganjal
Perutnya yang halus itu. Kendati gunung emas menjulang
menawarkan dirinya.
la tolak permintaan itu dengan
perasaan bangga. Butuh harta namun menolak,
maka tambah kezuhudannya.
Kendati butuh pada harta
tidaklah merusak kesuciannya. Bagaimana mungkin Nabi butuh
pada dunia.
Padahal tanpa dirinya dunia
takkan pernah ada. Muhammadlah pemimpin dunia
akherat.
Pemimpin jin dan manusia, bangsa
Arab dan non Arab. Nabilah pengatur kebaikan
pencegah mungkar.
Tak satu pun setegas ia dalam
berkata ya atau tidak. Dialah kekasih Allah yang
syafa’atnya diharap.
Dari tiap ketakutan dan bahaya
yang datang menyergap. Dia mengajak kepada agama Allah
yang lurus.
Mengikutinya berarti berpegang
pada tali yang tak terputus. Dia mengungguli para Nabi dalam
budi dan rupa.
Tak sanggup mereka menyamai
ilmu dan kemuliaannya. Para Nabi semua meminta dari
dirinya.
Seciduk lautan kemuliaannya dan
setitik hujan ilmunya. Para Rasul sama berdiri di
puncak mereka.
Mengharap setitik ilmu atau
seonggok hikmahnya. Dialah Rasul yang sempurna batin
dan lahirnya.
Terpilih sebagai kekasih Allah
pencipta manusia.
Dalam kebaikanya, tak seorang
pun menyaingi. Inti keindahannya takkan bisa
terbagi-bagi. Jauhkan baginya yang dikatakan
Nasrani pada Nabinya.
Tetapkan bagi Muhammad pujian
apapun kau suka. Nisbatkan kepadanya segala
kemuliaan sekehendakmu.
Dan pada martabatnya segala
keagungan yang kau mau. Karena keutamaannya sungguh
tak terbatas.
Hingga tak satupun mampu
mengungkapkan dengan kata. Jika mukjizatnya menyamai
keagungan dirinya.
Niscaya hiduplah tulang belulang
dengan disebut namanya. Tak pernah ia uji kita dengan
yang tak diterima akal.
Dari sangat cintanya, hingga
tiada kita ragu dan bimbang. Seluruh mahluk sulit memahami
hakikat Nabi.
Dari dekat atau jauh, tak satu
pun yang mengerti. Bagaikan matahari yang tampak
kecil dari kejauhan.
Padahal mata tak mampu
melihatnya bila berdekatan. Bagaimana seseorang dapat
ketahui hakikat Sang Nabi
Padahal ia sudah puas bertemu
dengannya dalam mimpi Puncak Pengetahuan tentangnya
ialah bahwa ia manusia
Dan ia adalah sebaik baik seluruh
ciptaan Allah Segala mukjizat para Rasul mulia
sebelumnya
Hanyalah pancaran dari
cahayanya kepada mereka Dia matahari keutamaan dan
para Nabi bintangnya
Bintang hanya pantulkan sinar
mentari menerangi gulita Alangkah mulia paras Nabi yang
dihiasi pekerti
Yang memiliki keindahan dan
bercirikan wajah berseri Kemegahannya bak bunga,
kemuliaannya bak purnama
Kedermawanannya bak lautan,
kegairahannya bak sang waktu la bagaikan dan memang tiada
taranya dalam keagungan
Ketika berada di sekitar
pembantunya dan di tengah
pasukan Bagai mutiara yang tersimpan
dalam kerangnya
Dari kedua sumber, yaitu ucapan
dan senyumannya Tiada keharuman melebihi tanah
yang mengubur jasadnya
Beruntung orang yang
menghirup dan mencium
tanahnya Kelahiran Sang Nabi SAW Kelahiran Sang Nabi menunjukkan
kesucian dirinya
Alangkah eloknya permulaan dan
penghabisannya Lahir saat bangsa Persia
berfirasat dan merasa
Peringatan akan datangnya
bencana dan angkara murka
Dimalam gulita singgasana kaisar
Persia hancur terbelah Sebagaimana kesatuan para
sahabat kaisar yang terpecah Karena kesedihan yang sangat,
api sesembahan padam
Sungai Eufrat pun tak mengalir
dari duka yang dalam Penduduk negeri sawah bersedih
saat kering danaunya
Pengambil air kembali dengan
kecewa ketika dahaga Seakan sejuknya air terdapat
dalam jilatan api
Seakan panasnya api terdapat
dalam air, karena sedih tak
terperi Para jin berteriak sedang cahaya
terang memancar
Kebenaran pun tampak dari
makna kitab suci maupun terujar Mereka buta dan tuli hingga
kabar gembira tak didengarkan
Datangnya peringatan pun tak
mereka hiraukan Setelah para dukun memberi
tahu mereka
Agama mereka yang sesat
takkan bertahan lama Setelah mereka saksikan kilatan
api yang jatuh dilangit
Seiring dengan runtuhnya semua
berhala dimuka bumi Hingga lenyap dan pintu
langitNya
Satu demi satu syetan lari
tunggang langgang tak berdaya Mereka berlarian laksana lasykar
Raja Abrahah
Atau bak pasukan yang dihujani
kerikil oleh tangan Rasul Batu yang Nabi lempar sesudah
bertasbih digenggamannya
Bagaikan terlemparnya Nabi
Yunus dan perut ikan paus Mukjizat Sang Nabi SAW Pohon-pohon mendatangi
seruannya dengan ketundukkan
Berjalan dengan batangnya
dengan lurus dan sopan Seakan batangnya torehkan
sebuah tulisan
Tulisan yang indah di tengah-
tengah jalan Seperti juga awan
gemawan yang mengikuti Nabi
Berjalan melindunginya dari sengatan panas siang hari Aku bersumpah demi Allah
pencipta rembulan
Sungguh hati Nabi bagai bulan
dalam keterbelahan Gua Tsur penuh kebaikan dan
kemuliaan. Sebab Nabi
dan Abu Bakar di dalamnya,
kaum kafir tak lihat mereka Nabi dan Abu Bakar Shiddiq aman
didalamnya tak cedera
Kaum kafir mengatakan tak
seorang pun didalam gua Mereka mengira merpati takkan
berputar diatasnya
Dan laba laba takkan buat
sarang jika Nabi didalamnya Perlindungan Allah tak
memerlukan berlapis baju besi
Juga tidak memerlukan benteng
yang kokoh dan tinggi Tiada satu pun menyakiti diriku,
lalu kumohon bantuan Nabi
Niscaya kudapat pertolongannya
tanpa sedikit pun disakiti Tidaklah kucari kekayaan dunia
akhirat dari kemurahannya
Melainkan kuperoleh sebaikbaik
pemberiannya Janganlah kau pungkiri wahyu
yang diraihnya lewat mimpi
Karena hatinya tetap terjaga
meski dua matanya tidur terlena Demikian itu tatkala sampai masa
kenabiannya
Karenanya tidaklah diingkari
masa mengalami mimpinya Maha suci Allah, wahyu tidaklah
bisa dicari
Dan tidaklah seorang Nabi dalam
berita gaibnya dicurigai Kerap sentuhannya sembuhkan
penyakit
Dan lepaskan orang yang
berhajat dari temali kegilaan Doanya menyuburkan tahun
kekeringan dan kelaparan
Bagai titik putih di masa-masa
hitam kelam Dengan awan yang curahkan
hujan berlimpah
Atau kau kira itu air yang
mengalir dari laut atau lembah Kemulian Al-Qur’an dan
pujian terhadapnya Biarkan kusebut beberapa
mukjizat yang muncul pada Nabi
Seperti nampaknya api jamuan,
malam hari diatas gunung tinggi Mutiara bertambah indah bila ia
tersusun rapi
Jika tak tersusun nilainya tak
berkurang sama sekali Segala
pujian itu puncaknya adalah
memuji Sifat dan pekerti mulia yang ada
pada Nabi Ayat ayat Al Qur’an yang
diturunkan Allah adalah baharu
Tapi Allah adalah kekal tak kenal
waktu Ayat-ayat yang tak terikat
waktu dan kabarkan kita
Tentang hari kiamat, kaum ‘Aad
dan negeri Irom Ayat ayat yang selalu bersama
kita dan mengungguli
Mukjizat para Nabi yang muncul
tapi tak lestari Penuh kepastian dan tak sisakan
bagi para musuh segala
keraguan.
Ayat yang tak sedikit pun
menyimpang dari kebenaran Tak satu ayat pun ditentang
kecuali musuh terberatnya
Akan kembali kepadanya dengan
salam dan beriman Keindahan sastranya membuat
takluk penentangnya
Bak pencemburu membela
kehormatan dari tangan pendosa Baginya makna-makna yang
saling menunjang bak ombak
lautan
Yang nilai keindahannya melebihi
mutiara berkilauan Keajaibannya banyak dan tak
terhingga
Dan keajaiban itu tak satu pun
membuat bosan kita Teduhlah mata pembacanya, lalu
kukatakan padanya
Beruntunglah engkau,
berpeganglah selalu pada taliNya Jika kau baca ia karena takut
panas neraka Lazha
Padamlah panas neraka Lazha
karena kesejukannya Bagai telaga Kautsar wajah
pendosa jadi putih karenanya
Padahal dengan wajah hitam
arang mereka datangi ia la lurus bagai shirath, adil bagai
timbangan
Kitab kitab lain takkan
selanggeng ia dalam keadilan Jangan heran pada
pendengkinya yang selalu ingkar
Pura-pura bodoh padahal ia
cukup paham dan pintar Bagai orang sakit mata yang
pungkiri sinar mentari
Bagai orang sakit yang lezatnya
air ia pungkiri

Sumber: http://edywitanto.wordpress.com
Halaman awal